Pada umumnya, saat guru
mengajar di kelas sebagian besar
waktunya habis digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran tanpa
memperhatikan kondisi dan kemapuan daya tangkap siswanya. Mereka menganggap
bahwa hal ini sebagai salah satu bentuk pemanfaatan waktu belajar yang tepat.
Hal ini bisa dipahami karena
guru mempunyai target kurikulum yang harus diselesaikan dalam kurun waktu yang relatif
singkat. Jarang sekali guru memberikan ice breaker atau jeda waktu di tengah
materi pelajaran yang tengah disampaikannya.
Kalau kita cermati, pada awalnya
grafik tingkat daya serap siswa terhadap apa yang disampaikan guru cukup
tinggi. Namun seiring dengan berjalannya waktu, beberapa menit kemudian
terjadilah penegangan otak siswa dan cepat lelah, sehingga memori atau daya
serap siswa terhadap mata pelajaran menjadi turun.
Inilah saat yang paling tepat bagi
seorang guru untuk melakukan ice breaker. Karena pada saat ini siswa
telah mengalami kejenuhan sehingga sangat membutuhkan penyegaran untuk
mengembalikan potensi atau kemampuan dalam menangkap pelajaran secara maksimal.
Disinilah fungsinya ice breaker untuk sebuah
proses belajar, yaitu sebagai energizer sebelum pemberian materi utama,
memecah kebekuan, memberikan pencerahan di saat mengalami kejenuhan, dan mampu
membangkitkan gairah belajar sehingga memberikan kesan yang menyenangkan ketika
belajar.
Bagi kita seorang guru dalam
mengajar, bahwa sebaiknya tidak bersifat monoton, menjemukan, dan kurang
menggugah semangat belajar siswa.
Bisa jadi ini menuai banyak
protes bagi guru-guru yang merasa dirinya sudah “mapan” dalam mengajar. Ia
merasa sudah memiliki metode tersendiri yang cukup manjur, praktis, dan teruji
sehingga sulit disentuh oleh bentuk/model lain yang menawarkan beragam cara
untuk membuat anak senang dalam belajar.
Adalah benar bahwa anak belajar
dari semua yang ia lihat, ia dengar, dan ia rasakan. Proses belajar ini akan
efektif jika anak berada dalam kondisi senang dan bahagia. Begitu juga
sebaliknya, anak akan merasa takut, cemas, merasa tidak nyaman, dan hasil
kurang optimal jika proses belajar anak dipaksakan.
Ice Breaker Penyemangat Belajar
pantas untuk dijadikan referensi oleh setiap pendidik yang ingin sukses dalam
mendidik anak didiknya.
0 Response to "Mengajar lebih menyenangkan, Guru okey…. Muridpun enjoy"
Posting Komentar