Bermain Arung Jeram Yuuk….!





Weekend kali ini sungguh kutunggu-tunggu. Tak sabar rasanya untuk segera keluar dari aktivitas rutin harian. Keluar dari zona nyaman, kata orang. Berdua belas akhirnya kami berangkat ke Banjarnegara Sabtu sore itu. Setelah bermain-main di wallclimb alun-alun Banjarnegara, kami segera menuju ke basecamp salah satu operator rafting. Malam itu kami habiskan dengan meringkuk di dalam sarung pelapis jaket. Udara lumayan dingin rupanya. Di sana sudah menunggu pula 12 rekan kami dari salah satu kampus negeri di Semarang. Tujuan kami sama yaitu untuk bermain rafting atau arung jeram. Kenapa aku namakan bermain ? Karena olahraga yang satu ini kurasa cukup menyenangkan dibalik bahaya yang mungkin mengintai. Arung jeram merupakan kegiatan yang memadukan unsur olahraga, petualangan, dan rekreasi. Kegiatan ini sudah cukup populer. Semua bisa mencobanya walaupun tidak bisa berenang. Akan tetapi kondisi stamina yang prima sangat dibutuhkan.

Pagi harinya setelah MCK dan pemanasan, kami menuju ke lokasi start arung jeram. Dalam diam kami duduk berhadapan di angkutan sewaan yang membawa kami ke lokasi. Berkecamuk dengan pikiran masing-masing. Baik yang pemula atau tidak terlihat sedikit tegang. Termasuk aku. Aaakh..ini adalah saat yang kutunggu-tunggu setelah beberapa kali aku gagal berangkat mengikuti kegiatan semacam ini. Mobil angkutan akhirnya berhenti. Dua perahu karet diturunkan dari atap mobil oleh rekan-rekan kami yang bertubuh lebih besar. Kemudian dibawa turun ke tepi Sungai Serayu di daerah Wonosobo. 1 perahu karet diisi 1 tim terdiri dari 6 orang plus 1 pemandu/ skipper. Sebelum mengarungi sungai, tim berlatih dahulu teknik mendayung dll. Dikenalkan pula alat-alat standar arung jeram yaitu perahu karet ( riverboats ) , dayung ( paddle ), pompa perahu,tali kapal rescue rope ( tali lempar ) untuk menolong personil yang terlempar dari perahu, dry bag atau tas kedap air untuk menyimpan barang yang diperlukan. Sedangkan masing-masing personil wajib memakai pelampung ( Life Jackets ) atau Personal Floating Device type III yang memiliki daya apung tinggi yang berwarna cerah dan helm berbahan plastik dan berlubang-lubang, serta sepatu atau sandal gunung bertali. Dalam tim sangat dibutuhkan kekompakan, kewaspadaan penuh, dan ketaatan pada instruksi skipper. Skipper juga membekali tim cara melewati jeram. Banyak sekali jeram di Sungai Serayu ini ada jeram selamat datang, tangga, dwi, S1, S2, S3, dsb.












Setelah berdoa tim segera meluncur meninggalkan posisi start. Alhamdulillah aku tak merasa gugup sama sekali. Dayungpun kami kayuh dengan kompak. Posisi memegang dayung ada caranya sendiri tidak asal pegang, demikian cara duduk di perahu karet yang menyamping. Masing-masing 2 orang duduk di bagian depan, tengah, dan belakang perahu, sedangkan skipper duduk di ujung belakang. Aku duduk di posisi kanan terdepan. Tapi posisi ini tidak tetap terkadang kami harus berpindah ke depan atau belakang perahu, atau berpindah ke posisi kanan atau kiri perahu tergantung aba-aba skipper disesuaikan dengan keadaan. Biasanya ini terjadi karena ada jeram dan perahu menabrak batu. Saat perahu menghajar jeram ada sensasi sendiri bagi kami, berteriak penuh semangat menggebu. Tingkat kesulitan jeram berbeda-beda, yang paling menyeramkan mungkin jeram S3 karena berbelok ke kanan dengan batas depan tebing. Alhamdulillah kami sukses melewatinya. Skipper  memimpin kami dengan penuh semangat. Terlihat sekali kalau ia sangat berpengalaman. Yang paling berkesan adalah saat melewati jeram tangga. Perahu cukup oleng tapi kami bisa menyeimbangkannya tetapi skipper mempraktikkan flip yaitu sengaja membalik perahu, sehingga kami semua terlempar ke air. Byuuur....aku pun terjatuh ke air. Gelap sesaat, kemudian rasa panik menyergap. Tapi aku segera ingat pelajaran dari skipper. Hupps...kuangkat kakiku dan kusandarkan kepalaku pada bantalan kepala pelampung. Posisiku telentang. Kemudian aku segera berenang mengikuti arus menghadap  ke depan karena khawatir menabrak batu atau tebing yang menghadang. Kupikir posisiku sudah aman tapi rupanya ada arus bawah yang menyeretku sehingga aku tenggelam sesaat dan muncul kembali ke permukaan dengan terengah-engah. Tenang jangan panik. Ya kami harus tenang dalam posisi seperti ini.  Pelampung yang aku pakai memiliki daya apung tinggi yang dihitung berdasarkan berat tubuh rata-rata di dalam air sehingga tidak perlu takut tenggelam. Kemudian semua anggota tim naik kembali ke perahu. Setelah menguasai keadaan kembali kami tertawa bersama. Kejadian ini sangat berkesan. Kami sadar betul kegiatan arung jeram tidak akan pernah lepas dari segala resiko dan bahaya baik dari faktor manusia, alam, maupun peralatan. Tapi di sinilah keasyikannya. Perjalanan kemudian kami lanjutkan hingga finish dengan perasaan gembira dan penuh takjub atas kekuasaan dan kebesaran-Nya. Subhanallah ! Ohya, panjang lintasan arung jeram beragam mulai dari paket 10 km ( waktu tempuh sekitar 2,5 jam ) , 14 km ( 3 jam ), 16 km ( 3,5 jam ), 18 km ( 4 jam ), atau 26 km ( 5,5 jam ) tergantung kocek Anda dan kesiapan fisik Anda. Mau mencoba ?

Author : Winda Damayanti

0 Response to "Bermain Arung Jeram Yuuk….!"

Posting Komentar