“Oups…kena deh”seruku
sendiri diikuti pertanyaan putriku yang duduk di bangku belakang.
“Kenapa,mah?”tanyanya
kawatir.
“Mama kurang
perkiraan,jadi sepertinya mobil kita nyenggol mobil depan,sayang.”jelasku sambil
turun dari mobil dan mengecek kondisi mobil depan.Alhamdulillah,mobil depan
pake bumper karet jadi cuma nggores kecil di bumper karetnya.Akupun celingukan
cari pemilik mobil,maksudnya mau minta maaf.Hingga seorang ibu datang menghampiriku,
“Kenapa bu?”tanyanya
“Begini, waktu saya mau maju kena mobil
ini.”jawabku menjelaskan.
“Nah,sekarang nunggu
apa?”Tanya si ibu lagi.
“Nunggu yang punya
mobil ini,saya mau minta maaf.”jawabku lagi.
“Udah,tinggalin aja
cuma gitu doang.”sarannya sambil berlalu melaju motornya.
Astaghfirullah,sebenarnya
aku terkejut dengan saran ibu itu,karena sepengetahuanku dia seorang aktifis
pengajian.Lalu aku masuk lagi ke mobil sambil menunggu pemilik mobil depan.
Beberapa masa
kemudian ada seorang Bapak menuju mobil itu,aku pun bergegas turun dari
mobil.Si Bapak agak terkejut saat aku menyapa,setelah aku jelaskan apa yang
terjadi si Bapak hanya tersenyum dan berkata,
“Gak apa – apa bu,saya
maafkan,itulah fungsinya bumper karet ini,lihat goresan yang lebih besarpun
banyak di bumper ini.”jelas si Bapak sambil tersenyum menenangkan.
Alhamdulillah akupun
tenang dan bersyukur pada Allah atas karuniaNya pada peristiwa ini.Sore harinya seperti biasa seusai pulang kerja suamiku mandi dan lalu
kami ngobrol di teras, saat menyuguhkan camilan dan minuman
segar untuk suamiku,aku pun menceritakan kejadian hari ini,dan keherananku pada
si Ibu tadi.
“Yah,dia kan rajin
ngaji tapi
kok gitu ya jalan pikirannya,kalau si Bapak yang punya mobil gak tahu tapi kan
Allah Maha Mengetahui.”tegasku heran berharap pencerahan dari suamiku.
“Coba mama berpikirnya seperti ini,alhamdulillah dia rajin pengajian coba
kalau gak.”jawab suamiku membuatku tambah bingung.
“Kok gitu”sergahku
memotong kata – kata suamiku.
“Ya kalau dia gak rajin pengajian mungkin
attitudenya tidak
lebih baik
dari sekarang.”lanjut suamiku sambil tersenyum dan mengambil gelas berisi sari
buah kesukaannya di meja lalu meminumnya.
“Dan ayah yakin,orang
berilmu yang tidak meneggakkan ilmunya hatinya tidak tenang.”lanjut suamiku mengakhiri obrolan dan lalu berdiri mengelus kepalaku sembari pamit untuk mengambil buku di dalam.
Semalaman aku
merenungi kejadian hari ini dan kata – kata suamiku.Ya Allah Yang Maha
Mengetahui dan Maha Mulia,terimakasih atas KaruniaMu hari ini,Engkau menjagaku
dari perbuatan tidak bertanggung jawab,Engkau menjadikanku teladan untuk
putriku agar bersikap bertanggungjawab dan mau minta maaf meski untuk hal yang
kata orang sepele, Engkau memberi suami yang mencerahkan pemikiranku, Engkaupun
mengajarkan padaku dari peristiwa hari ini bahwa dalam mengkaji ilmuMu dan
syariatMu,bukan tentang seberapa banyak,atau seberapa sering pergi ke
pengajian,tapi bagaimana ilmu dan syariatMu bisa dipahami dengan kemurnian hati
dan ditegakkan di muka bumi ini dengan berikhtiar sebaik yang hamba mampu
dengan hanya berharap RidhaMu.
Sebagaimana Firman
Allah SWT yang artinya:
“…Dan sesungguhnya
kalau mereka MELAKSANAKAN pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah yang
demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka). ”(QS.An
Nissa : 66)
Maka hikmah yang bisa
kita ambil manfaatnya adalah jangan sampai kita bertujuan mencari ilmu hanya
sekedar untuk wawasan dan pengalaman atau pencitraan diri saja,tapi tujuan yang
sejatinya adalah untuk dipelajari,dipahami dan diamalkan dengan berharap Ridha
Allah sesuai fitrah kita.Semoga Allah yang Maha Menjaga selalu menjaga dan
meridhai kita untuk selalu istiqomah dalam syariatNya.
0 Response to "Alhamdulillah dia rajin ngaji"
Posting Komentar