Pengorbanan sahabat Abu Bakar As Siddiq di awal Hijrah




Setelah Rasulullah Saw. dan para sahabatnya mengalami tahun-tahun yang sulit dan mengalami banyak tekanan dari kaum kafir Quraisy di Mekah, maka turunlah perintah dari Allah Swt. untuk pergi berhijrah ke Madinah. Pada momen yang sangat menentukan inilah kita melihat pengorbanan para sahabat Nabi Saw. dalam perjuangan menegakkan Islam. Salah satu diantaranya adalah Abu Bakar as Siddiq Ra.

Hadits-hadits di bawah ini menggambarkan kisah keteladanan Abu Bakar Ra. dalam mengorbankan jiwa dan hartanya di jalan Allah Swt. di awal-awal hijrah bersama Rasulullah Saw. ke Madinah.

Abu Bakar Ra. Menemani Rasulullah Saw. Berhijrah
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, dari Aisyah Ra.:
Maka berkatalah Nabi Saw. kepada kaum muslimin: “Sesungguhnya aku telah diperlihatkan (oleh Allah Swt.) tempat hijrah kalian berupa negeri subur yang ditumbuhi oleh kebun-kebun kurma yang terletak diantara dua gunung batu yang berwarna hitam.” Maka berhijrahlah kaum muslimin ke Madinah, termasuk kaum muslimin yang sudah lebih dahulu berhijrah ke Habsyah.  Ketika itu Abu Bakar bersiap-siap hendak menuju kota Madinah, lalu Rasulullah Saw. berkata kepadanya: “Tunggulah sebentar, aku berharap agar diizinkan pula (oleh Allah Swt. untuk berhijrah)”. Abu Bakar berkata: “Apakah engkau menginginkannya wahai Rasulullah Saw.?” Rasulullah Saw menjawab: “Ya.” Mendengar hal itu Abu Bakar menahan dirinya untuk tidak berhijrah terlebih dahulu, agar ia dapat menemani Rasulullah Saw.. Ia lantas memberi makan dua ekor hewan tunggangannya dengan daun Samur selama empat bulan.” (HR. Bukhari)
 
Abu Bakar menunggu hari yang dinanti tersebut, sampai pada akhirnya datanglah Rasulullah Saw. ke rumah Abu Bakar di siang hari di tengah-tengah terik matahari. Aisyah Ra. berkata:
“Di suatu siang yang sangat terik, kami sedang duduk-duduk di rumah Abu Bakar. Lalu tiba-tiba ada seseorang berkata: “Rasulullah Saw telah datang di waktu yang tidak pernah ia datang.” Abu Bakar berkata: “Tidaklah ia datang pada waktu seperti ini melainkan karena sesuatu yang sangat penting.” Kemudian Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya aku telah diizinkan untuk pergi (ke Madinah).”  (HR. Bukhari)

Abu Bakar Ra. Sebagai Pelindung
Abu Bakar berangkat menemani Rasulullah Saw. dalam perjalanan yang penuh dengan bahaya dan rintangan, dan ia selalu menjaga dan melindungi Nabi Saw..
 
Diriwayatkan dari Abul Qasim al Baghawi:
Dari Ibnu Abi Malikah bahwasanya Nabi Saw. ketika pergi ke Gua Tsur (pada saat hijrah ke Madinah) bersama Abu Bakar, Abu Bakar terkadang berada di depan Nabi Saw. dan terkadang di belakang. Kemudian Nabi Saw. bertanya tentang hal tersebut. Abu Bakar menjawab: “Jika aku berada di belakangmu, aku khawatir akan datang (suatu bahaya) dari depanmu dan jika aku berada di depanmu, aku khawatir akan datang (suatu bahaya) dari belakangmu.” Kemudian pada saat telah sampai di Gua Tsur, berkatalah Abu Bakar: “Tunggulah sebentar di tempatmu wahai Rasulullah, sampai aku memasukkan tanganku dan menariknya kembali. Apabila ada binatang melata (yang membahayakanmu) maka aku dulu lah yang akan terkena sebelummu.”  (Hadits ini Mursal, dengan beberapa riwayat lain sebagai penguat)

Sebelum Abu Bakar dan Rasulullah Saw. pergi ke Madinah, mereka berdua menginap di Gua Tsur selama tiga hari lamanya untuk menghindari kejaran kafir Quraisy. Pada saat itulah Asma, putri Abu Bakar Ra. bertugas mengantarkan makanan kepada mereka berdua.  
 
Abu Bakar Ra. Sebagai Pelayan Rasulullah
Perjalanan dari Gua Tsur menuju madinah, melewati medan padang pasir yang panas. Ketika panas matahari semakin menyengat, beristirahatlah Abu Bakar dan Rasulullah Saw. di bawah batu padang pasir yang besar. Pada waktu yang bersamaan, seorang penggembala kambing ikut beristirahat bersama mereka.  Kemudian Abu Bakar meminta susu dari kambing sang penggembala tersebut untuk menghidangkannya kepada Rasulullah Saw.

Dari al Barra’ bin ‘Azib berkata: Pada suatu hari datanglah Abu Bakar Ra. menjumpai Bapakku di rumah. Abu Bakar Ra. membeli dari Bapakku seperangkat pelana. Lalu aku membawakan pelana tersebut. Bapakku bertanya kepada Abu Bakar: “Bagaimana kisah perjalananmu, wahai Abu Bakar, bersama Rasulullah Saw. pada saat hijrah?” Abu Bakar Ra. berkata: “Kami berjalan pada malam hari hingga pada tengah hari yang sepi, tidak ada satu orang pun yang lewat. Kami menjumpai sebuah batu yang sangat besar yang dapat dijadikan sebagai tempat bernaung. Lalu aku menggelar kainku yang terbuat dari kulit unta untuk Rasulullah Saw. dan ia tidur diatasnya.   
Aku beranjak sejenak untuk mengamati keadaan sekeliling. Kemudian aku bertemu dengan seorang budak penggembala yang sedang menghalau kambingnya menuju batu tersebut untuk bernaung. Aku bertanya kepadanya: “Milik siapakah engkau wahai budak?” Budak penggembala itu menjawab: “Milik Fulan.” Aku bertanya lagi: “Apakah kambing ini diizinkan untuk diperas susunya?” Penggembala itu menjawab: “Ya.” Aku bertanya lagi: “Apakah kamu bersedia untuk memerasnya?” Ia menjawab: “Ya.” Lalu dia mengambil seekor diantara kambing-kambingnya kemudian aku katakan: “Bersihkanlah puting susunya (dari debu dan kotoran).” Abu Bakar melanjutkan, kemudian penggembala itu memeras susu dan memasukkannya ke dalam sebuah gelas. 

Aku membawa wadah kecil yang aku persiapkan untuk Rasulullah Saw.. Aku tuangkan susu ke dalam wadah tersebut agar dingin. Setelah Rasulullah Saw. bangun dari tidurnya, Aku berkata kepadanya: “Minumlah wahai Rasulullah Saw..” Rasulullah meminumnya hingga aku merasa puas. Setelah matahari mulai mengarah ke barat, kami pun segera pergi melanjutkan perjalanan meninggalkan tempat tersebut.”  (HR. Bukhari)

Author : Ardiansyah, Lc

0 Response to "Pengorbanan sahabat Abu Bakar As Siddiq di awal Hijrah"

Posting Komentar