Hikmah Ujian Nasional


Ujian Nasional (UN) merupakan peristiwa yang sangat besar bagi para siswa, termasuk bagi Zahra yang bersekolah di salah satu sekolah swasta di Cilacap. Dibanding dengan teman-temannya, Zahra termasuk anak yang mempunyai IQ pas-pasan.

Dengan keterbatasan yang dimilikinya, tidak membuat Zahra rendah diri dan patah semangat. Ia mempersiapkan diri untuk menghadapi Ujian Nasional dengan lebih giat dan tekun dibandingkan teman-temannya. Sekolahnya   juga telah memberikan fasilitas sukses UN berupa try out dan pesantren ujian atau sekolah prestasi selama beberapa hari menjelang UN. Jadi, semenjak bangun tidur sampai menjelang tidur kembali, mereka sangat disibukkan dengan membaca dan mengerjakan soal-soal ujian tahun lalu atau soal-soal latihan lainnya.

Hari ujian-pun tiba. Seluruh siswa mengerjakan soal ujian dengan konsentrasi penuh. Begitu juga  Zahra. Namun, ia merasa bahwa soal-soal Matematika itu sulit dikerjakan. Sementara teman-teman di sebelahnya tampak tenang mengerjakan soal-soal tersebut, seakan tanpa masalah.

Melihat Zahra menghadapi kesulitan, teman-temannya yang ada di  kanan kirinya menawarkan bantuan jawaban. Dalam kondisi yang demikian sulit, ia putuskan untuk tidak menerima semua bantuan teman-temannya. Ia tidak peduli dengan semua nilai dan kelulusan palsu dengan berbuat curang.

Hari pengumuman-pun tiba. Ternyata nama Zahra tidak termasuk dalam daftar peserta ujian yang lulus. Ia berusaha untuk tetap tenang menghadapi ketidaklulusannya. Bahkan ia menyalami dan mengucapkan selamat kepada teman-temannya yang lulus. Kondisi inilah yang membuat teman-temannya terharu bahkan sampai meneteskan air matanya untuk Zahra.

Hari ini mungkin kita mulai bertanya, apakah anak-anak kita benar-benar akan lulus ujian karena mereka dapat mengerjakannya dengan baik dan jujur, atau jangan-jangan ada oknum sekolah yang membantunya dan merusak moral mereka dengan dalih membantu agar lulus ujian.

Alangkah naifnya jika kita merusak moral anak hanya karena khawatir tidak lulus. Seharusnya kita lebih khawatir bila anak berbuat curang dalam episode-episode penting hidupnya. Kalau ini dibiarkan maka kecurangan akan menjadi bagian dari wataknya dan mewarnai seluruh hubungan-hubungan yang dijalinnya dengan siapapun. Bila menduduki  jabatan yang terhormat, maka karena rendahnya akhlak, sulit baginya memilah halal-haramnya harta. Yang lebih mengerikan manakala Allah telah membutakan hatinya, sehingga tak sanggup lagi mengendalikan dirinya, dan bahkan seakan meraih keuntungan material (duniawi) menjadi tujuan hidup mereka. Sumpah jabatan tidak akan berefek pada lubuk hatinya yang telah dipenuhi raan (noktah hitam).

Apakah siswa yang tidak lulus ujian berarti juga akan gagal di masa yang akan datang? Tentu tidak. Keberhasilan siswa yang hakiki adalah saat mereka dewasa adalah karena sifat, perilaku, dan kepribadian mereka yang unggul seperti mandiri, kejujur, kratif, sabar, sungguh-sungguh, pantang  menyerah, dan lain-lain. Bahkan kalau kita amati kebanyakan orang-orang yang sukses adalah mereka yang mempunyai kecerdasan emosi dan spiritual, bukan karena memiliki kecerdasan akademik semata.

Author : Dwi Agus Wahyono

0 Response to "Hikmah Ujian Nasional"

Posting Komentar