Hamil dan Menyusui di Bulan Penuh Berkah, Suatu Tinjauan Medis






Ramadhan adalah bulan agung, yang sangat dinanti-nantikan oleh setiap muslim. Bulan ini seakan menjadi telaga celupan Ilahi. Siapa yang menceburkan kedalamnya, akan bermetamorfosa menjadi diri yang lebih baik. Tidak mengherankan jika Rasulullah pernah berandai bila sepanjang tahun adalah Ramadhan.

Begitu pentingnya Ramadhan, sehingga setiap mukmin akan menyambutnya dengan berpuasa, kecuali jika ada alasan syar’i yang mengharuskannya tidak melaksanakan shaum Ramadhan. Bagi wanita hamil, misalnya, maka sering menjadi kendala dan menimbulkan berbagai macam pertanyaan yang terkait dengan masalah fiqih maupun masalah kesehatan. Pertanyaan semacam ini wajar dan bahkan sangat baik, karena berarti yang bersangkutan peduli dengan puasa dan keselamatan janin yang dikandungnya.

Secara medis, ketika seorang muslimah  hamil atau menyusui, maka berpuasa tidak akan berakibat  buruk terhadap  diri sendiri,  janin yang dikandung atau  disusui, asalkan kondisi kesehatan ibu baik. Bahkan sesungguhnya manusia telah dikaruniai kemampuan untuk bertahan tanpa asupan gizi dalam waktu sekitar tiga hari tanpa terjadi perubahan metabolisme yang membahayakan.  

Oleh sebab itu, kebutuhan nutrisi janin dalam kandungan bisa terpenuhi jika ibu memiliki simpanan energi yang cukup di tubuh. Jadi, Ibu hamil harus tahu kondisi tubuhnya sendiri. Jika dia merasa cukup kuat dan sehat untuk berpuasa saat hamil ataupun menyusui, khususnya pada tri-semester pertama kehamilan, maka puasa akan aman baginya. Namun jika dia tidak yakin pada kondisi kesehatan dan kehamilannya, Islam membolehkannya untuk tidak berpuasa atau menunda puasa sampai paska nifas.

Persiapan sebelum puasa
Sebelum puasa disarankan bagi wanita hamil/menyusui untuk mempersiapkan kondisi fisik dan mentalnya agar bisa menjalankan ibadah puasa dengan ringan, antara lain dengan mengkonsultasikan kehamilannya dan membuat jadwal kebutuhan makan harian yang disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi selama kehamilan/menyusui.

Selain itu ada dua prasyarat agar puasa berjalan baik bagi mereka, yaitu tubuh harus sehat/ fit, yang ditandai dengan tidak adanya keluhan atau gejala gangguan, penyakit atau kelainan yang berat. Kemudian jumlah dan kualitas asupan gizi harus ditingkatkan. Saat hamil kalori perlu ditingkatkan menjadi 3000 kalori dan ketika menyusui menjadi 3500.


Menu puasa untuk ibu hamil
Saat sahur dan berbuka Ibu hamil harus memastikan mengkonsumsi  makanan dan nutrisi yang cukup. Karbohidrat kompleks seperti gandum dan sereal sangat baik dikonsumsi agar tidak mudah lapar. Demikian juga makanan yang kaya serat seperti buah dan sayuran yang membantu anda terhindar dari konstipasi (sembelit).

Hindari makanan yang mengandung kadar gula tinggi, yang bisa meningkatkan kadar gula dalam darah, namun jangan juga sebaliknya, yang bisa menyebabkan pusing dan sakit kepala. Pastikan mereka mendapat asupan protein yang cukup dari kacang-kacangan, daging, dan telur, yang akan membantu pertumbuhan janin. Ibu hamil juga harus minum air yang cukup saat malam, menghindari mengkonsumsi minuman berkafein yang bisa  menyebabkan dehidrasi, terutama jika udara panas. Selanjutnya makanan yang tinggi kandungan lemaknya perlu dihindari.

Manfaat puasa bagi kesehatan.
Puasa bermanfaat untuk menyeimbangkan anabolisme dan katabolisme yang menghasilkan  asam amino dan berbagai zat lainnya yang bermanfaat membantu peremajaan sel, serta komponennya memproduksi glukosa darah dan mensuplai asam amino dalam darah sepanjang hari. Cadangan protein yang cukup dalam hati karena asupan nutrisi saat buka dan sahur akan tetap dapat menciptakan kondisi tubuh untuk terus memproduksi protein esensial lainnya seperti albumin, globulin dan fibrinogen.

Selain itu puasa mampu menekan pengasaman dalam darah. Menurut penelitian, saat puasa,  asam amino teroksidasi dengan pelan dan zat keton tidak meningkat dalam darah sehingga tidak akan mengakibatkan pengasaman dalam darah.  Volume sel darah merah serta rata-rata konsentrasi hemoglobin orang yang berpuasa juga tidak berbeda secara berarti dengan orang yang tidak berpuasa. Ramadhan juga bermanfaat untuk menurunkan kadar glukosa dan berat badan, dan meningkatkan.

Menurut suatu penelitian tentang hormon wanita, tidak terjadi gangguan pada hormon virgisteron saat melaksanakan puasa. Tetapi, 80% populasi penelitian menunjukkan penurunan hormon prolaktin. Penelitian ini menunjukkan harapan baru bagi penderita infertilitas atau kemandulan wanita yang disebabkan peningkatan hormon prolaktin. Sehingga saat puasa, wanita tetap berpeluang besar untuk tetap pada kondisi subur.

Saat berpuasa ternyata terjadi peningkatan HDL dan apoprotein alfa1 dan penurunan LDL, yang sangat bermanfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah. Beberapa penelitian "chronobiological" menunjukkan  puasa  berpengaruh terhadap ritme penurunan distribusi sirkadian (ritme bawah sadar manusia yang mempengaruhi aktivitas tubuh) dari suhu tubuh, hormon kortisol, melatonin dan glisemia. Berbagai perubahan yang meskipun ringan tersebut tampaknya juga berperan bagi peningkatan kesehatan manusia.  

Puasa juga terbukti mampu memperbaiki dan merestorasi fungsi dan kinerja sel. Saat puasa, terjadi perubahan dan konversi yang masif dalam asam amino yang terakumulasi dari makanan, sebelum didistribusikan dalam tubuh terjadi format ulang. Sehingga, memberikan kesempatan tunas baru sel untuk memperbaiki dan merestorasi fungsi dan kinerjanya. Pola makan saat puasa dapat mensuplai asam lemak dan asam amino penting saat makan sahur dan berbuka. Sehingga terbentuk tunas-tunas protein , lemak, fosfat, kolesterol dan lainnya untuk membangun sel baru dan membersihkan sel lemak yang menggumpal di dalam hati. Jumlah sel yang mati dalam tubuh mencapai 125 juta per detik, namun yang lahir dan meremaja lebih banyak lagi.

Kemudian puasa ternyata sangat efektif meningkatkan konsentrasi urin dalam ginjal serta meningkatkan kekuatan osmosis urin. Penghentian konsumsi air selama puasa sangat efektif meningkatkan konsentrasi urin dalam ginjal serta meningkatkan kekuatan osmosis urin. Dalam keadaan tertentu hal ini akan memberi perlindungan terhadap fungsi ginjal. Kekurangan air dalam puasa ternyata dapat meminimalkan volume air dalam darah. Kondisi ini berakibat memacu kinerja mekanisme lokal pengatur pembuluh darah dan menambah prostaglandin yang pada akhirnya memacu fungsi dan kerja sel darah merah.

Keistimewaan puasa bahkan bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Penelitian menunjukkan saat puasa terjadi peningkatan limfosit hingga sepuluh kali lipat. Kendati keseluruhan sel darah putih tidak berubah ternyata sel T mengalami kenaikkan pesat. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa saat puasa terjadi penurunan kadar apo-betta dan menaikkan kadar apo-alfa1 dibandingkan sebelum puasa. Kondisi tersebut dapat menjauhkan serangan penyakit jantung dan pembuluh darah.

Dapat ditambahkan disini bahwa penelitian endokrinologi menunjukkan bahwa pola makan saat puasa yang bersifat rotatif menjadi beban dalam asimilasi makanan di dalam tubuh. Keadaan ini mengakibatkan penurunan pengeluaran hormon sistem pencernaan dan insulin dalam jumlah besar. Penurunan berbagai hormon tersebut merupakan salah satu rahasia hidup jangka panjang.

Manfaat puasa bagi kehidupan psikososial memegang peranan penting dalam kesehatan manusia. Dalam bulan puasa terjadi peningkatan komunikasi psikososial baik dengan Allah dan sesama manusia. Hubungan psikologis berupa komunikasi dengan Allah akan meningkat pesat, karena setiap doa dan ibadah akan berpahala berlipat kali dibandingkan biasanya.

Bertambahnya kualitas dan kuantitas ibadah di bulan puasa akan juga meningkatkan komunikasi sosial dengan sesama manusia baik keluarga, saudara dan tetangga akan lebih sering. Berbagai peningkatan ibadah secara langsung akan meningkatkan hubungan dengan Pencipta dan sesamanya ini akan membuat jiwa lebih aman, teduh, senang, gembira, puas serta bahagia. Ini juga merupakan hal yang diperlukan oleh ibu hamil.

Tanda-tanda bahaya
Ibu hamil  yang merasa cukup kuat berpuasa, tetap harus waspada terhadap kesehatan diri dan janin. Ada beberapa tanda yang harus anda perhatikan saat menjalankan puasa kala hamil. Pertama, bila bayi tidak bergerak, atau gerakannya tidak seaktif biasanya. Kedua, bila Ibu banyak kehilangan berat badan. Ketiga, Ibu merasa sangat haus dan urinnya berwarna gelap dan berbau tajam yang menandakan bahwa yang bersangkutan mengalami dehidrasi. Keempat, Ibu mengalami kontraksi pada rahim. Kelima, Ibu merasa pusing, nyeri dan lelah, bahkan saat   baru saja beristirahat. Keenam, Ibu mengalami sakit kepala atau demam. Dan terakhir, Ibu  merasa mual dan muntah. Bila hal tersebut terjadi, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan terdidik lainnya.

Simpulan
Berpuasa bagi Ibu hamil/menyusui secara umum bukan hanya baik, namun juga sangat bermanfaat. Namun demikian ada beberapa kondisi yang harus diperhatikan, sebelum ibu hamil/menyusui memutuskan akan berpuasa dan selama berpuasa. Gagal dalam mengenali kelemahan dalam badannya bisa sangat fatal bagi ibu mapun janin/anaknya. Begitu pula bila tidak memperhatikan aspek manajemen nutrisi selama berpuasa.

Author : Usman Arifin, dr.Sp.OG.
Dokter spesialis Kebidanan
Tinggal di Klaten

0 Response to "Hamil dan Menyusui di Bulan Penuh Berkah, Suatu Tinjauan Medis"

Posting Komentar