Wanita Berkumis, Kok Bisa?





Pria dan wanita secara fisik telah diciptakan oleh Allah secara berbeda, meski tentu saja banyak juga kesamaannya di sana-sini.  Masing-masing memiliki ciri tertentu yang menjadi penanda khas yang tidak terdapat pada jenis kelamin yang lain. Misalnya, ciri khas fisik laki-laki adalah   dada yang bidang, suara berat, berotot menonjol, berkumis dan berjanggut.  

Lalu apa jadinya jika ada ciri fisik khas laki-laki muncul pada diri perempuan? Kumis yang identik dengan ciri seorang laki-laki tumbuh halus pada perempuan. Meski tumbuhnya tak selebat lelaki, namun  tumbuh rambut tipis semacam bulu-bulu di atas bibir atas.   Mengapa kumis, yang merupakan ciri khas seorang laki-laki, muncul pada perempuan? Apakah ini pertnada ia berkelamin ganda, dan apakah perempuan yang berkumis dapat hamil dan melahirkan?

Ternyata menurut para pakar kedokteran, munculnya kumis pada perempuan dipicu oleh adanya hormon androgen. Pada pria hormon androgen diproduksi di testis, sedangkan pada wanita hormon ini diproduksi antara lain di kedua indung telur dan kelenjar adrenal.   Dalam tubuh pria dan wanita sebenarnya terdapat hormon ini, namun dalam volume yang berbeda. Pada wanita, kadar hormon androgen hanya boleh ada maksimal 10% dari jumlah hormon yang ada pada pria. Jadi, bila pria memproduksi hormon androgen 6-8 mg per hari, misalnya, maka wanita seharusnya hanya memproduksi kurang dari 0,5 mg per hari. Kadarnya memang sulit dinyatakan dengan pasti, karena nilainya berfluktuasi bergantung pada usia, siklus haid dan status menopause wanita.

Banyak hal yang dapat memicu meningkatnya hormon androgen ini. Bisa karena faktor genetik atau keturunan, terlalu banyak mengkonsumsi obat yang mengandung steroid, tekanan stress atau karena pola makan yang tidak sehat.

Efek dari kelebihan hormon androgen ini akan menimbulkan tanda hirutisme yaitu munculnya rambut atau bulu pada wajah, dada dan punggung. Jika yang muncul adalah pada wajah, maka tumbuh kumis atau bahkan mungkin janggut. Sebenarnya hirutisme ini bukanlah penyakit yang parah dan berbahaya. Hirutisme juga bisa dihilangkan dengan terapi hormon, dan sejatinnya ia. Tetapi jika merasa terganggu dengan munculnya kumis atau janggut, cukup dengan dicukur atau waxing, meski tetap  ada kemungkinan tumbuh lagi.


Wanita Berkumis Susah Hamil?
Mungkin ini pertanyaan yang paling membuat penasaraan. Mitosnya, wanita berkumis ini akan susah hamil, tetapi sebenarnya mereka tidak mengalami kesulitan untuk hamil (dalam kasus normal), hanya jika hormon androgen pada perempuan kadarnya terlalu tinggi, ia akan menyebabkan bulu yang tumbuh begitu lebat dan siklus haid tidak teratur. Ini merupakan ciri penyakit yang disebut Polystic Ovary Syndrome (PCOS). Penyakit ini disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan hormon dalam tubuh perempuan sehingga menyebabkan gangguan pada organ dan system reproduksinya. Jika ini yang terjadi, maka perlu segera berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat.

Pertanyaan selanjutnya apakah kumis pada perempuan menjadi pertanda bahwa seorang wanita berkelamin ganda? Jawabannya adalah tidak. Jenis kelamin seseorang ditentukan oleh kromosom sex pada inti selnya, bukan pada munculnya kumis atau tidak pada wajahnya. Jika ia memiliki kromosom sex “XY” maka ia adalah pria, dan jika ia memiliki kromosom sex  “XX” maka ia adalah wanita.

Memang akan terasa sangat menganggu saat tumbuh bulu di daerah yang tak diinginkan, apalagi jika dalam volume yang berlebihan. Namun tak perlu dikhawatiri, karena urusan ini bisa diatasi dengan waxing, mencukur, atau menggunakan krim yang menghambat pertumbuhan rambut tersebut.   

Author : Lusiana Nurhermawati

0 Response to "Wanita Berkumis, Kok Bisa?"

Posting Komentar