Kewajiban Mencintai Rasulullah SAW
atas Muslim.
Diantara kewajiban setiap muslim adalah
mencintai Rasulullah SAW. Ini sesungguhnya merupakan bukti kecintaan hamba kepada
Allah SWT, sebab setiap yang menyinta, pastilah selalu mengikuti apa yang ia cintai.
Bahkan kecintaan seorang muslim kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW haruslah melebihi
kecintaannya terhadap diri sendiri. Seluruh perbuatannya pada akhirnya tidak lagi didasarkan
pada
hawa
nafsunya, melainkan pada perintah, larangan dan ketentuan lain
dari Allah SWT yang telah disampaikan melalui Rasulullah SAW
Dalam hadits diriwayatkan:
“…. Tidaklah beriman salah seorang diantara
kalian hingga dia menjadikan aku sebagai seorang yang lebih dia cintai dari pada
orang tuanya, anaknya, dan manusia seluruhnya (HR. al-Bukhari)
Dalam suatu kesempatan ada dialog yang
menarik antara Rasulullah SAW dengan Umar bin Khattab.
“… Abu Aqil berkata bahwa kakeknya pernah berkata: suatu saat aku bersama Rasulullah SAW Dan ia memegang
tangan Umar bin Khattab RA. Lalu Umar berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau
lebih aku cintai dari siapapun kecuali diriku. Maka Rasulullah SAW bersabda:
Tidak (wahai ‘Umar), demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sampai aku juga
menjadi orang yang lebih engkau cintai dari pada dirimu sendiri. Umar berkata: Sesungguhnya
sekarang ini, demi Allah, Engkau benar-benar lebih aku cintai dari pada diriku sendiri. Rasulullah
SAW pun bersabda: sekarang, wahai Umar.” (HR. Ahmad)
Cinta Para Sahabat Kepada Rasulullah SAW
Para sahabat begitu mencintai
Rasulullah SAW, yang dibuktikan dengan perbuatan
nyata. Banyak kisah yang menggambarkan hal tersebut.
Salah satunya adalah hadits yang menceritakan tentang Abu Ayub al-Anshari. Abu
Ayub adalah sahabat anshar yang
berasal dari Bani Najjar. Saat Rasulullah SAW baru saja tiba di Madinah, Beliau
sempat menginap di rumahnya. Ketika itulah terlihat bagaimana penghormatan Abu
Ayub kepada Rasulullah SAW sebagai bentuk cintanya.
….. dari Abu Ayyub ia berkata:
"Ketika Rasulullah SAW tinggal di rumahku maka aku berkata kepadanya,
"Demi ayah dan ibuku, sesungguhnya aku merasa tidak enak jika tinggal di
atasmu dan engkau berada di bawahku. Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya lebih mudah bagi kami untuk tinggal di bawah saja, agar
memudahkan kami ketika menerima tamu. Abu Ayyub berkata: Suatu ketika tempatairku
pecah maka airnya tumpah ke lantai. Maka aku bersama istriku (Ummu Ayyub)
segera mengeringkanya dengan kain milik kami padahal kami tidak memiliki lagi selimut
lain kecuali itu. Dengan perasaan takut dan khawatir air tersebut akan mengenai
beliau dan menyusahkannva.” (HR. al Hakim, berdasarkan syarat Muslim, dan ia tidak
meriwayatkannya)
Bagaimana Cara Mencintai Rasulullah
Saw.?
Pertama, Rasulullah SAW telah mengajarkan
bagaimana cara mencintainya, yakni dengan
mengikuti perintahnya dan menjauhi larangannya, serta mengamalkan sunnah-sunnahnya.
…. Abu Hurairah berkata bahwa ia mendengar Rasulullah
Saw.bersabda: “Segala yang aku larang jauhilah, dan apa yang aku perintahkan kerjakanlah
sesuai dengan kemampuan kalian. Karena sesungguhnya hal yang membinasakan umat sebelum
kalian adalah mereka banyak bertanya-tanya (tanpa faidah) dan sikap menyelisihi
para Nabi yang mereka lakukan (HR. Muslim)
Seorang muslim mestinya tidak bertindak kecuali sesuai dengan apa-apa yang
telah dituntunkan oleh Rasulullah SAW dan selalu menjauhi hal-hal yang dilarangnya. Sehingga tidak
akan dianggap mencintai Rasulullah SAW apabila seseorang tidak
melakukan apa yang diperintahkan oleh Rasulullah,
apalagi melanggar larangannya.
Kedua, sunah-sunnah
Rasulullah SAW berarti apa-apa yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
Sunnah juga dapat diartikan sebagai lawan dari perbuatan bid’ah (membuat tambahan dalam
masalah ibadah). Melaksanakan sunnah berarti mengambil model (figur) teladan Rasulullah dan
meniru sedekat-dekatnya cara hidup Beliau dan para sahabat,, sebagai pembuktian
komitmen seorang muslim atas dua kalimat syahadat yang telah diucapkannya.
Diantara sunnah-sunnah Rasulullah SAW adalah
bersikap seimbang dan memberikan hak tubuh untuk beristirahat setelah beribadah.
Menikah pun termasuk bagian dari melaksanakan sunnah Rasul. Maka ketika ada beberapa
sahabat yang tidak mau menikah, memakan daging yang halal, beribadah malam tanpa
mengistirahatkan tubuhnya dan berpuasa sepanjang hari tanpa berbuka, Rasulullah
menegur mereka. Diriwayatkan dalam hadist:
…. dari Anas RA, sesungguhnya ada beberapa
orang sahabat Nabi SAW yang bertanya kepada isteri-isteri Beliau tentang amal perbuatan Beliau
mana kala tidak terlihat orang lain. Akhirnya sebagian mereka berkata:
"Saya tidak akan menikahi perempuan. Sebagian lain berkata: Saya tidak akan
makan daging. Sedangkan sebagian lain berkata: Saya tidak akan tidur di
tempat tidur. Maka Nabi SAW membaca hamdalah dan memuji Allah, lalu Beliau bersabda:
Mengapa orang-orang itu berkata begini dan begitu? Padahal aku shalat dan aku tidur.
Aku berpuasa dan aku makan. Dan aku menikahi wanita. Maka barangsiapa yang
tidak menyukai sunnahku, berarti ia bukan termasuk golonganku". (HR. Muslim)
Demikianlah Islam mengajarkan
mencintai Nabi. Bukan dengan mengkultus, merayakan hari ulang tahunnya atau
bahkan memujanya, namun dengan
menjunjung tinggi ajarannya dan mengikuti petunjuk-petunjuknya. Itulah makna
mencintai utusan Allah yang sebenar-benarnya. Allah menghendaki Nabi tetap
“hidup” dalam keseharian kita.
0 Response to "Cinta Kepada Rasulullah SAW"
Posting Komentar