Benarkah Menguap itu Menular ?





Menguap adalah hal yang lumrah dan normal bagi manusia. Bahkan hampir setiap hari manusia pasti menguap. Jadi tentu dalam tulisan ini yang dimaksud  menguap adalah gerakan membuka mulut lebar-lebar sambil menghisap udara sebanyak-banyaknya, bukan menguap dalam istilah fisika yaitu perubahan zat cair menjadi gas. Sebenarnya, menguap juga terjadi pada hewan, terutama dari jenis  mamalia seperti singa, kucing dan sebagainya. Bahkan menurut beberapa penelitian, beberapa jenis ikan dan seranggapun melakukan aktifitas yang mirip dengan menguap.

Apakah menguap itu menular? Pertanyaan ini muncul setelah kita memperhatikan atau malah merasakan sendiri bahwa kita jadi ingin ikut menguap bila melihat orang lain menguap. Sebelum menjawab pertanyaan tersebut ada baiknya kita ketahui lebih dahulu beberapa penjelasan tentang penyebab menguap.

Soal mengapa kita menguap masih merupakan misteri. Sampai sekarang para ahli telah melakukan berbagai penelitian dan pengamatan untuk mengetahui apa sebenarnya penyebab menguap itu. Dua diantara penjelasan yang berkembang tentang mengapa menguap adalah sebagai berikut.

Teori pertama menjelaskan bahwa menguap terjadi karena tubuh kekurangan oksigen. Kondisi ini membuat tubuh ‘berreaksi’ menguap untuk menghirup udara sebanyak-banyaknya agar dapat memenuhi kebutuhan oksigen tersebut. Namun teori ini tidak sepenuhnya benar. Coba saja, bila kita berada di bawah pohon rindang siang hari, yang tentu saja banyak oksigen dari hasil fotosintesis, kita akan merasakan kantuk dan tentu saja menguap.

Teori lain menjelaskan bahwa menguap adalah upaya tubuh untuk ‘memberitahu’ bahwa dia ‘ingin’ diistirahatkan. Teori ini tampaknya lebih masuk akal, walaupun ternyata tidak sepenuhnya benar. Kadang setelah bangun tidur tetap saja kita masih menguap.

Mari kembali kepada pertanyaan sebelumnya, yakni  apakah menguap itu menular? Jawabannya adalah ya.  Menguap itu memang menular. Menguap dapat menular kepada orang lain terutama   yang memiliki hubungan dengan orang yang menguap kali pertama.

University of Pisa, Italia melakukan riset terhadap 109 laki-laki dan perempuan dari berbagai negara selama 2 jam dalam suatu kesempatan. Setiap kali ada subjek yang menguap maka orang-orang di sekitarnya yang ikut menguap dicatat. Hasilnya menunjukkan bahwa penularan aktifitas menguap lebih dipicu karena kedekatan hubungan emosional dari pada hubungan lain seperti jenis kelamin atau kesamaan asal negara. Artinya, menguap lebih mudah menular terhadap pasangan (suami atau istri), anggota keluarga, kerabat, teman, baru kemudian terhadap orang asing.

Menularnya aktifitas menguap kurang lebih bisa disamakan dengan munculnya lapar. Secara umum seseorang akan merasa lapar bila ia melihat makanan atau orang yang sedang makan. Apalagi jika ia makan dengan lahap dan makanannya enak. Demikian pula bila kita melihat orang lain menguap apalagi dengan ekspresi yang lepas dan nikmat, maka secara tidak sadar, syaraf di otak akan mengirim rangsangan ke area wajah dan rahang untuk menguap.

Terlepas dari itu semua, Allah SWT menciptakan aktifitas menguap bukan tanpa manfaat. Para ahli percaya bahwa menguap dapat menstabilkan tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga, melenturkan otot dan persendian tubuh serta meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung. Rabbanaa maa kholaqta haadza baathila, subhanaka faqina ‘adzabannar.

Created by : Slamet Wahyudin

0 Response to "Benarkah Menguap itu Menular ?"

Posting Komentar