Wanita Karier dan Niat yang Lurus






Masyarakat umum memahami  ‘wanita karier’ adalah wanita yang punya pekerjaan tetap di luar rumah, baik di sektor pemerintah maupun sektor swasta. Wanita karier yang berkeluarga, kecuali pada hari libur lebih lama berpisah dengan anak-anak mereka. Bahkan pada hari kerja mereka mungkin juga lebih lama mele’k bersama orang lain di kantor daripada dengan suami mereka di rumah.

Kondisi lama berada di luar rumah dan banyak bergaul dengan orang lain baik perempuan maupun lelaki di luar pandangan mata suami sering dianggap sebagai kerawanan yang bisa menjerumuskan seorang wanita. Pandangan seperti ini tentu tidak bisa dipandang dengan sebelah mata karena ada kalanya didukung oleh kenyataan. Namun demikian tidak juga bijaksana mengambil sikap memandang dengan sebelah mata kehadiran para wanita karier dalam kehidupan modern saat ini.

Seorang wanita yang memilih menjadi wanita karier biasanya punya motif aktualisasi diri karena pendidikannya yang tinggi atau karena memiliki profesionalitas. Aktualisasi diri adalah kebutuhan yang mendasar bagi setiap manusia. Yang kedua adalah motif ekonomi untuk menambah penghasilan keluarga. Kedua motif itu semuanya wajar untuk ukuran zaman sekarang. Dan mestinya tidak akan timbul masalah bila si wanita karier punya sikap dewasa dan kepribadian yang teguh.

Dengan kepribadian yang teguh seorang wanita bisa menapaki jalan yang lurus dalam menempuh kariernya. Dia bisa memberikan kontribusi kepada kehidupan melalui ilmu atau ketrampilan yang dimilikinya tanpa mengorbankan kepentingan  keluarganya di rumah. Dia bisa mengatur waktu demi perhatian terhadap suami dan anak-anak. Dia tidak lupa dirinya adalah ibu, sahabat, guru, dan teladan bagi anak-anak serta teman terdekat bagi suaminya. Dengan demikian kariernya tidak mengurangi peran dan fungsinya sebagai seorang istri sekaligus seorang ibu.

Timbul Masalah
Di zaman modern saat ini kehidupan di luar rumah memang menawarkan banyak sekali peluang, tantangan dan iming-iming yang mungkin sangat menggoda. Kesenangan duniawi dan ragawi ditawarkan di mana-mana dengan berbagai cara dari yang sopan sampai yang vulgar. Bagi wanita yang berkepribadian kuat semua itu bisa dianggapnya sebagai risiko sebuah pilihan yang bisa dihindari. Namun bagi wanita yang  berjiwa rapuh godaan materi dan iming-iming kenikmatan sesaat bisa menghanyutkan dan membawanya ke dalam jurang kehancuran.

Sesungguhnya wanita karier yang terjerumus masih dalam jumlah yang sedikit. Lebih banyak wanita karier yang tetap mampu menjaga martabat dan harga dirinya. Meskipun demikian tetap ada baiknya bagi kaum wanita untuk memilih-milih karier yang akan diambilnya. Tempat berkarier yang dekat dengan rumah merupakan pilihan yang tepat sebagai upaya memperpendek waktu berpisah dengan anak-anak. Menjadi guru, karena lingkungan yang tertib dan waktu kerja yang lebih pendek juga bisa menjadi pilihan yang baik. Sebaliknya, pekerjaan yang menuntut tugas keluar kota, atau setiap kali harus lembur sampai malam tentu harus dipertimbangkan dulu masak-masak agar tidak menimbulkan masalah ketika dijalani oleh seorang wanita apalagi yang sudah berkeluarga.

Karier Mengawal Anak    
Seorang wanita petani, buta huruf tetapi hemat dan bekerja keras bisa mengentaskan sembilan anaknya menjadi warga masyarakat yang baik. Kesembilan anak-anaknya menjadi manusia yang sehat lahir batin. Di kampungnya, wanita itu dihormati sebagai ibu teladan meskipun tidak bisa baca-tulis. Sambil menjalani “karier” sebagai petani wanita itu mengawal dan membimbing pertumbuhan lahir dan batin kesembilan anaknya. Dia memberi contoh giat bekerja, setia menjalankan ibadah, membangun perilaku utama termasuk membayar zakat dan sedekah. Walhasil kesembilan anaknya tumbuh dan berkembang sebagai manusia-manusia utuh dan menjadi unsur positif di tengah masyarakat.

Ilustrasi yang merupakan sebuah kisah nyata itu dikemukakan di sini untuk menepis anggapan bahwa status wanita karier selalu lebih tinggi daripada status ibu rumah tangga. Memang, seorang ibu rumah tangga biasa tampil lebih sederhana, jarang merias diri serta jarang tampil di depan khalayak. Namun bila dia mampu dan berhasil menyiapkan anak-anaknya untuk menjadi manusia-manusia yang baik dan mampu mendampingi suami dengan semestinya, maka apa yang kurang pada diri wanita seperti itu?

Konon keberhasilan bangsa Jepang menjadi bangsa yang sangat maju didukung oleh tradisi kaum wanita mereka yang amat setia menjadi ibu rumah tangga. Mereka sangat setia dalam menanamkan kepada anak-anak-anak mereka nilai-nilai disiplin, nilai kejujuran, rasa tanggung jawab serta kerja keras, bushido. Jadi, “karier” sebagai ibu rumah tangga bukan sesuatu yang rendah, melainkan sebaliknya. Sementara itu bagi kaum wanita yang ingin memilih berkarier tidaklah perlu ragu selama niatnya baik dan lurus serta terjaga  oleh kepribadian yang teguh. Wallahu a’lam.

Author : Ahmad Tohari
 

0 Response to "Wanita Karier dan Niat yang Lurus"

Posting Komentar