Optimalisasi Waktu Seorang Muslim




Berbicara waktu bagi seorang muslim berarti kita berbicara tentang umur, yang berarti roda perputaran kehidupan umat manusia. Oleh karena itu, Allah banyak menyebutkan di dalam Al-Qur’an perihal waktu, mulai dari waktu subuh, dhuha, siang, sore, dan malam.
  1. demi masa”. (QS. Al-‘Ashr: 1).
  2.  demi fajar”. (QS. Al-Fajr: 1).
  3. demi waktu matahari sepenggalahan naik”. (QS. Al-Dhuha: 1).
  4. dan siang apabila terang benderang”. (QS. Al-Lail: 2).
  5. demi malam apabila menutupi (cahaya siang)”. (QS. Al-Lail: 1).
Ayat-ayat di atas bermakna sumpah, dimana Allah bersumpah atas nama makhluk yang telah diciptakannya, yaitu waktu. Hal ini disebutkan karena memiliki kedudukan yang sangat besar bagi kehidupan muslim. Al-Imam Ibnu Katsir mengomentari demi masa dalam tafsirnya dengan mengatakan: “adalah waktu, dimana aktifitas anak Adam dikerjakan di dalamnya, baik ataupun buruk”.

Muhammad Bin Shalih Al-‘Utsaimin berkata: demi masa adalah waktu yang dilalui umat manusia dengan berbagai perbedaan, antara bahagia dan susah, peperangan dan perdamaian, sehat dan sakit, amal shalih dan amal keburukan, serta berbagai aktifitas manusia lainnya”.
Seribu satu macam aktifitas yang dilakukan umat manusia, sesuai dengan kehendak, keinginan dan kata hati setiap individu “Sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda” (QS. Al-Lail: 4).

Setiap lomba tentu pemenangnya itu satu, yaitu mereka yang mampu memanfaatkan waktu diadakannya lomba tersebut (kehidupan) berdasarkan ketentuan yang telah dibuat oleh Dzat yang mengadakannya dan menciptakannya.
Rasulullah bersabda:
Dari Abu Hurairah dari Rasulullah bersabda: “Allah tidak akan menerima alasan seseorang yang telah diakhirkan umurnya hingga enam puluh (60) tahun”. (HR. Bukhari: 6419).

Abdullah Bin Mas’ud (seorang sahabat mulia) pernah berkata: “Saya tidak pernah menyesal melebihi penyesalanku atas matahari yang sudah tenggelam dan umurku yang berkurang, sedang amalku tidak bertambah”.
Umar Bin Abdul ‘Aziz berkata: “Siang dan malam berputar pada dirimu, lakukanlah sesuatu di dalamnya”.
Al-Hasan Al-Bashri mengatakan: “Saya menemui beberapa orang dimana mereka sangat perhatian dengan waktu, melebihi perhatian mereka terhadap harta dan uangnya”.

Setiap orang ketika ditanya bagaimana caranya mengisi waktu-waktu kita agar hari ini lebih baik dari hari esok, tentu jawaban seorang muslim yang arif akan kedudukan dirinya di dunia dan kedudukan dirinya di sisi Allah akan mengatakan; jalur Al-Qur’an dan jalur sunnah Rasulullah itulah yang harus dilalui dan dipenuhi waktunya dengan nilai-nilainya.

Kalau kita perhatikan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah r secara seksama kita akan dapati sebuah agenda yang telah dibuat oleh Dzat Pencipta, Maha Pemberi Rahmat kepada sekalian umat-Nya, agenda tahunan, bulanan, dan harian.
Rasulullah bersabda dari hadits Anas bin Malik
Lakukanlah kebaikan pada tahun kalian, carilah tiupan-tiupan rahmat Allah, karena sesungguhnya Allah memiliki tiupan-tiupan rahmat-Nya, Allah akan memberikannya kepada hamba yang dikehendaki-Nya, mintalah kalian kepada Allah untuk menutupi kesalahan-kesalahan kalian dan memberikan rasa aman atas ketakutan-ketakutan kalian”. (Hadits Hasan riwayat Thabrani {720}, Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah {1890}).

Agenda tahunan yang telah ditetapkan Allah bagi setiap muslim adalah:

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu ...” (QS. Al-Baqarah: 185).

Bulan Ramadhan salah satu agenda muslim yang telah Allah karuniakan kepadanya, aktifitas-aktifits yang harus diisi di dalamnya telah digariskan oleh Allah dan Rasul-Nya, dimana seorang hamba ketika melakukannya akan tercatat dengan tinta abadi dan dapat menumbuhkan cahaya bagi pelakunya di dunai dan di akhirat.

Dari Abu Hurairah Bahwa Rasulullah bersabda: “Jika datang bulan Ramadhan pintu-pintu surga terbuka, pintu-pintu neraka tertutup dan setan-setan terbelenggu.” (HR. Bukari {1898} dan Muslim {2547}).

Ibarat sebuah hidangan yang telah tersaji dengan menu-menu yang sangat berkualitas tinggi tentu setiap orang yang melihatnya sangat berselera dan tidak menyia-nyiakan waktu untuk menyantapnya, tetapi sangat disayangkan banyak diantara muslim yang justru memilih menu buruk, berbau dan tidak bergizi.
         
Sangat indah waktu-waktu muslim di bulan Ramadhan yang selalu dihiasi dengan mawar-mawar indah semerbak mewangi, indah dipandang, menghilangkan aroma-aroma buruk, menutupi pemandangan-pemandangan jelek, aktifitas-aktifitas yang mendatangkan sebuah keindahan dan kepribadian yang kokoh dengan rahmat dan lindungan Allah.

Dari Abu Hurairah t berkata Bahwa Rasulullah bersabda Allah berfirman: “Setiap amalan anak adam itu untuknya kecuali puasa, ia untuk-Ku, Aku yang membalasnya. Puasa itu perisai, jika salah seorang diantara kalian berpuasa jangan berbuat buruk dan berkata-kata kotor, jika ada yang mencelahnya katakanlah aku berpuasa. Demi jiwa Muhammad yang berada di tangan-Nya bau mulut orang yang berpuasa lebih harum disisi Allah dari minyak kasturi. Orang yang berpuasa itu memiliki dua kebahagiaan, bahagia ketika berbuka dan bahagia ketika bertemu dengan Tuhannya, itu karena puasanya.” (HR. Bukhari {1904} dan Muslim {2762}).

Bangun malam untuk menikmati hidangan sahur yang penuh dengan keberkahan, shalat subuh berjamaah yang dapat mendatangkan cahaya di akhirat, meninggalkan makan, minum, perbuatan dan perkataan kotor, akhlak tercela, shalat-shalat yang didirikan dimasjid, lisan-lisan yang dibasahi dengan dzikir dan bacaan-bacaan Al-Qur’an, hidangan berbuka dengan butir-butir kurma pendatang keberkahan, shalat malam sebagai penutup aktifitas, ini semua adalah aktifitas yang dicatat dengan tinta-tinta suci melahirkan hati-hati yang suci, perbuatan-perbuatan yang shalih dan ucapan-ucapan indah didengar.

Ibarat roda mobil yang penting berputar tidak memperhatikan agenda servic yang penting berpuasa, dalam artian tidak makan, tidak minum, tetapi keindahan dan kerapian tidak diperhatikan, perbuatannya masih dipenuhi dengan kemaksiatan, ucapan-ucapannya kerap kali menyakitkan hati, bahkan shalatpun ditinggalkan, sebuah kerugian tiada tara.
Dari Abu Hurairah berkata Bahwa Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang tidak meninggalkan ucapan dan perbuatan bohong (maksiat) maka Allah tidak memerlukan lagi puasanya (upaya dia meninggalkan makan dan minum).” (HR. Bukhari {1903}).

Author : Nizar Saad Jabal.Lc.M.pd

0 Response to "Optimalisasi Waktu Seorang Muslim"

Posting Komentar