Penghasilan Bulanannya Sama Dengan Pulsa Internetku Sebulan





Boleh saja membayangkan ingin memiliki suami yang ganteng, kaya, baik, pintar dan soleh, semuanya dalam satu paket spesial. Boleh saja, tidak ada yang melarang. Tapi pertama-tama pastikanlah dulu ada yang seperti itu yang mau dengan kita.

“Dia begitu baik sedangkan aku bukan siapa-siapa, apa aku pantas untuknya?” beginilah ekspresi hati gadis usia 19-23 tahun jika ia dilamar seorang jejaka. Lain lagi jika gadis yang dilamar itu berusia 23 – 28 tahun, “Siapa kamu ingin melamarku? Apa pekerjaanmu? Berapa penghasilan sebulannya?”. Dan akan jauh berbeda lagi ekspresi gadis usia 29 tahun ke atas, “Siapa sajalah asal dia mau menikah denganku.”

Ekspresi-ekspresi di atas sudah didramatisir, hanya sebagai gambaran tahapan yang dilewati seseorang dalam menyikapi situasi di depannya. Betapa standar kita dalam hal urusan membayangkan sesuatu atau seseorang yang ideal memang mudah dan menjadi lain ceritanya jika kita mulai memasuki realita yang menuntut kedewasaan berpikir, mau tidak mau.

Urusan Memilah dan Memilih
Rasulullah pernah bertanya kepada kesan para sahabat tentang seorang laki-laki yang lewat di depan mereka yang sedang duduk bercengkerama, dan sahabat pun menjawab, “ Dia laki-laki yang berepenampilan baik. Dia pun kaya, jika ia melamar seorang gadis manapun pasti takkan ada yang bisa menolak lamarannya.”. Beberapa saat kemudian lewat lagi lelaki kedua dan kembali Rasul bertanya kesan para sahabat, sahabat lain pun berujar “Laki-laki ini berpenampilan biasa, dia pemuda miskin. Rasa-rasanya jika ia melamar gadis manapun akan ditolak.”

Tahukah lelaki mana yang lebih baik di mata Rasulullah? “Sesungguhnya lelaki yang kedua itu lebih baik dari seribu laki-laki pertama yang melintas tadi.”

Kalau jaman sekarang orang lebih suka berkutat dengan tampilan luar, maka sesungguhnya Rasulullah menilai sesuatu dengan standar pokok yang menjadi prinsip pilihan hidup. Maka tak salah jika dalam urusan jodoh pun Rasulullah memahami karakter manusia yang terkadang lebih suka melihat sesuatu dari luar sehingga Rasulullah menempatkan kriteria agama setelah wajah, keturunan dan harta.

Bagaimana rumus memilih jodoh ini bekerja? Mudah saja, tak usah risau jika pasangan kita tak bisa masak tapi yang penting ia harus berprinsip agar anak dan keluarganya makan dari sesuatu yang halal, maka meski ia tak tahu bedanya panci dan kuali atau mana ketumbar dan mrica, dijamin ia akan mati-matian belajar masak karena tak mau keluarganya makan di warung yang tak jelas kesehatan dan kehalalannya. Beginilah orang yang paham agama akan bekerja.

Sekali lagi Urusan Sabar dan Syukur
Sekali lagi, boleh saja membayangkan pasangan kita itu sempurna tapi sekali lagi kita pun harus meyakini bahwa kesempurnaan itu ada saat kedua belah pihak saling melengkapi. Allah pernah menggambarkan pasangan suami istri yang dijamin masuk surga  adalah pasangan yang selalu dipenuhi dengan rasa sabar dan syukur, sang Suami yang selalu dipenuhi rasa syukur karena mendapat istri yang cantik jelita sedangkan ia tak rupawan, serta sang Istri yang selalu menghiasi hatinya dengan rasa syukur karena mendapat suami yang setia.

Karena sejatinya kesetiaan laki-laki itu dapat diuji saat ia berada dalam keadaan berlebih dalam hal harta namun tetap memilih di samping istri tercinta tanpa mendua, dan kesetiaan perempuan itu diuji saat kondisi suami dalam keadaan serba kekurangan. Tanda perempuan yang setia ini dapat dilihat saat ia dilamar, ia tidak mempersoalkan penghasilan calon suaminya yang mungkin hanya seharga pulsa internetnya selama sebulan.

Author : Lusiana Nurhermawati

0 Response to "Penghasilan Bulanannya Sama Dengan Pulsa Internetku Sebulan"

Posting Komentar